Judul yang gaje sangat....=w=
Oke emang gue udah posting tentang lirik Character Song punya Zeonsilt, tetapi...Gue masih mau cerita lagi.
Yah, jadi maaf gue jarang ngisi blog. Karena itulah, some stuffs whatever. Jarang ke dA, di sekolah nggak enak, wuih jadi males ngisi blog. Tapi akhirnya gue isi lagi hahahahah.
Sekarang gue mau cerita tentang my gaming life and my life.
Pertama dimulai dari gaming dulu ya?
Gaming sekarang gue balik lagi ke game-game lama, sebut aja Growlanser, Chaos Wars, Persona 3 Fes, dll. Terutama Chaos Wars sama Growlanser.
Growlanser...Yah cuma itu doang, yang dilokalisasi ke NA cuma Growlanser V. Alhasil, gue cuma main GLV karena yah itu, gue bukan turunan jepang dan ga ngerti bahasa jepang, hahahahah.
Zeonsilt keren desu~ /bletak dan cocok dipairingin sama Fanille! Hahahahahah /dijotos kedua chara
Growlanser...Yah bagi yang memang udah hardcore gamer, pasti tau deh game ini. Silent protagonist yang menjadi ciri khas setiap game Atlus [kecuali Persona 3Fes: The Answer] kembali pada instalasi kelima Growlanser.
Game ini nggak seburuk yang dibilang para kritikus. Mungkin tidak sebagus Persona, tetapi, tetap dapat dicoba. Dalam soal mendeskripsikan cerita, Growlanser V mungkin menjadi yang terbaik dalam game RPG keluaran Atlus. Bukan hanya berfokus kepada main character [Zeonsilt] saja, tetapi story berjalan antara sudut pandang karakter lainnya. Jadi, dalam Growlanser V yang baik dan yang jahat tidaklah ada, dan inilah yang gue sukai dari GLV. Semua orang punya alasan untuk berperang, they have their own reason for fighting. Kita diajak untuk menggali alasan setiap karakter yang melakukan ini ataupun itu, jadi para gamerpun tidak berspekulasi, karena mereka mengetahui semuanya. Dan inilah yang menjadi downside Growlanser, tidak ada rahasia yang tidak terungkap.
Untuk sistem battle, mungkin Growlanser bisa disebut sebagai "action RPG" daripada "strategy RPG". Dan hal yang lebih unik lagi dari Growlanser adalah, bahwa story dalam game terus menerus berlanjut bahkan dalam battle. Dalam battle, kita harus membuat pilihan-pilihan tertentu yang akan mempengaruhi jalan cerita.
Berbeda dengan Growlanser I, personality karakter utama bisa kita tentukan di dalam game, bukan personality test di awal game.
Yang kurang dari Growlanser adalah sedikitnya atau hampir tidak ada hint of romance-nya [meskipun diberi clue kalau Fanille suka sama Zeonsilt yang pas Fanille meluk Zeonsilt] tetapi RPG is not all about love, isn't it? Dan trait inilah yang menjadikan Growlanser sebagai salah satu outstanding game, berbeda dari biasanya. Malah, gue harus akui, inilah yang disebut game RPG menurut gue. Bukan seperti Persona, karena Persona lebih tepat dibilang "simulation life RPG" daripada "RPG" meskipun dibumbui dengan kesan misterius. Coba Persona, dua kali playthrough aja pasti udah bosen, karena pasti itu-itu lagi storyline-nya, dan juga pasti itu-itu lagi ending-nya, berbeda dengan Mana Khemia ataupun Growlanser yang menawarkan perbedaan ending [atau biasa sering disebut branching ending].
Desain grafis di sini, maaf, gue kurang puas. Karena 2D emang keren berserta dengan anime cut ins yang sangat sering tapi 3D, blah. Yah gue nggak bisa nyalahin juga sih, karena memang instalasi GLV adalah yang pertama untuk memperkenalkan desain 3D di PS2, jadi gue nggak bisa salahin juga. Tapi untuk desain 2D, gue akui gue harus acungin dua jempol. Desain karakter outstanding dan sangat apa yah namanya? Real barangkali yah, nggak seperti desain karakter Persona yang serba sempurna, karena gue rasa nggak mungkin. Tapi gue nggak berhak nge-judge kayak begitu, karena Growlanser dan Persona, setting dunia berbeda.
Yang terakhir, yaitu musik. Gue harus bilang, ini juga outstanding. Nyaris sama dengan Mana Khemia, banyaknya lagu yang mengiringi kalian sepanjang permainan.
Story: 8/10
Graphic: 6/10
Music: 7/10
Character Development: 9/10
OVERALL: 7.5
Dan sekarang...Real life.
Gue cape secara emosional. Lo juga tau kan kenapa gue nggak bisa kerja dua kali? Jangan samain gue sama orang lain dong! Pikir dong! Gue udah minta maaf, lo masih juga marah sama gue sampe bilangin gue "emang lo nggak punya otak?". Sadar diri dong! Gue udah menelan seluruh harga diri gue buat minta maaf sama lo! You think it's easy to swallow your own pride? Eh sadar dong ya, lo juga salah, kenapa lo taro itu percobaan Fisika di gue, dan ga ngomong apa-apa. Kalau lo ngomong itu percobaan Fisika, nggak bakalan gue buang! Sumpah!
Halah udah cape gue.
Go away. Die and disappear.
~Fou ki ra reen rre sos ciel hymme sarla oz soare~